Diabetes Mellitus

Sembuh dari Diabetes Mellitus???

Halo, apa kabar para pembaca setia? saya harap semua baik - baik saja. Kali ini saya akan kembali membahas tentang diabetes Mellitus (DM/ Kencing Manis). Mungkin sebelum - sebelumnya saya sudah sempat memperkenalkan sedikit apa itu Diabetes Mellitus atau lebih di kenal dengan singkatan DM dan sebagian besar masyarakat Indonesia mengenalnya dengan Kencing Manis. Apabila teman - teman pembaca belum sempat mengikuti akan saya kilas balik  sedikit mengenai Diabetes Mellitus ini.

    DM merupakan penyakit sistematis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Gejala yang timbul adalah akibat kurangnya sekresi insulin atau ada insulin yang cukup, tetapi tidak efektif. DM seringkali dikaitkan dengan gangguan sistem mikrovaskuler dan makrovaskuler, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009). Seseorang dikatakan menderita DM apabila kadar gula di dalam darahnya melebihi batas normal. Batas normal kadar gula di dalam darah adalah 70-140mg/dl (Novitasari, 2012).
  Insulin yang ada di dalam tubuh dihasilkan oleh sel beta pankreas pada bagian pulau-pulau langerhans berfungsi sebagai kunci pembuka sel agar glukosa dapat masuk ke dalam sel dan bisa diubah menjadi tenaga. Saat insulin tidak ada glukosa sebagai bahan bakar sel akan menumpuk di dalam darah. Pulau-pulau langerhans ini terdiri dari empat kelompok sel khusus, yaitu alfa, beta, delta, dan sel F. Sel alfa sebagai penghasil glucagon, sedangkan sel beta sebagai penghasil insulin. Kedua hormon ini membantu dalam proses metabolisme. Sel delta sebagai penghasil somatostatin (penghambat proses pertumbuhan hipotalamik) yang dapat berfungsi sebagai pencegah sekresi glucagon dan insulin. Sedangkan sel F mensekresi polipeptida pankreas yang dikeluarkan ke dalam darah setelah seseorang makan (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).
  Diabetes umumnya terjadi karena rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel beta pankreas, yakni di bagian pulau-pulau langerhans pada pankreas yang memiliki fungsi sebagai penghasil insulin (Hasdianah, 2012). Tubuh yang mengalami kekurangan insulin akan menyebabkan hiperglikemia, ini merupakan tanda dari diabetes. Kekurangan insulin bisa dipengaruhi dua hal, yakni bila pankreas tidak menghasilkan insulin samasekali atau menghasilkan insulin namun dalam jumlah yang sangat sedikit. Kekurangan atau tidak adanya insulin yang dihasilkan oleh pankreas ini dapat terjadi pada DM tipe 1. Kekurangan insulin dapat dikatakan relatif apabila pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal namun kerja insulin tidak efektif. Hal ini dapat terjadi pada DM tipe 2 atau bisa disebut terjadi resistensi insulin (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).
   DM dapat terjadi karena beberapa faktor, yakni pola makan, obesitas, genetis, penyakit dan infeksi pada pankreas, pola hidup, tingginya kadar kortikosteroid, kehamilan, obat-obatan, dan racun (Hasdianah, 2012). DM dari faktor keturunan dapat dijelaskan dengan ilmu genetika. Bakal dari diabetes diberi simbol D, ayah normal dengan simbol DD dan ibu normal dengan membawa bibit DM dengan simbol Dd akan menghasilkan keturunan DD normal untuk anak laki-laki, Dd untuk anak laki-laki dengan DM, Dd untuk anak wanita yang membawa gen DM (Novitasari, 2012) Pola makan dapat menyebabkan DM apabila seseorang makan berlebih dan melebihi kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi berlebih apabila tidak diimbangi produksi insulin dalam tubuh dapat meningkatkan kadar gula dalam darah (Hasdianah, 2012). Menurut Novitasari (2012) ini berhubungan dengan pemenuhan nutrisi, yakni pemenuhan nutrisi yang berlebih dapat menyebabkan berat badan yang berlebih. Berat badan yang berlebih ini akan menyebabkan insulin yang ingin menyebarkan gula kedalam sel terhalangi oleh penumpukan gula yang berlebihan di dalam tubuh.
  DM yang diakibatkan oleh virus karena virus menyebabkan radang pada pankreas yang menyebabkan fungsi pankreas menurun hingga tidak dapat mensekresi insulin. Virus yang biasa menyerang bagian pankreas adalah rubella mumps, dan human coxsackievirus B4 (Hasdianah, 2012).
   DM dibagi menjadi tiga, yakni DM tipe 1, DM tipe 2, dan DM gestasional. DM tipe 1 ini biasa disebut dengan baby diabetes mellitus dikarenakan biasa terjadi pada masa anak-anak serta usia kurang dari 35 tahun. DM tipe 1 ini pankreas tidak dapat menghasilkan insulin dikarenakan rusaknya sel beta pankreas oleh serangan virus atau autoimun. Pada penderita DM tipe 1 ini antibodi merusak semua yang tidak dikenalinya termasuk yang dihasilkan oleh tubuh, hal ini menjadikan penderita DM tipe 1 harus mendapatkan insulin dari luar tubuh (Novitasari, 2012).  
    DM tipe 2 memiliki dua bentuk, yang pertama adalah pasien mengalami sekali kekurangan insulin dan yang kedua adalah resistensi insulin. DM tipe 2 ini disebut sebagai penyakit yang lama dan tenang karena gejalanya tidak mendadak seperti diabetes tipe 1 (Novitasari, 2012). DM tipe ini umum terjadi pada orang berusia 40 tahun meski sekarang banyak pula dijumpai pada usia dibawah 40 tahun. Hal ini dipengaruhi karena gaya hidup dan obesitas (Fox, Kilvert, 2010). Penanganannyapun ada dua yakni pemberian obat untuk membantu pankreas menghasilkan insulin dan untuk memperbaiki resistensi insulin. Riwayat keturunan dan obesitas yang dianggap sebagai faktor pencetus diabetes tipe 2 ini. Gestasional DM merupakan tipe diabetes yang terjadi pada wanita hamil dan biasanya terjadi di bulan ke enam pada masa kehamilan. Hal ini beresiko terhadap neonatal yang dapat berupa kelainan pada jantung, sistem persarafan pusat, dan cacat otot apabila tidak segera dikendalikan (Novitasari, 2012).

Nah itu penjelasan singkat tentang Diabetes yang dapat saya jabarkan. Ok, sekarang yang banyak orang tanyakan adalah, dapatkah Diabetes di sembuhkan??? jawabannya adalah "TIDAK", terus bagaimana??? apabila membaca dengan seksama pengertian Diabetes yang telah di jabarkan Di atas sebenarnya sudah bisa kita simpulkan, Diabetes Mellitus tidak dapat di sembuhkan namun dapat dikendalikan. Banyak dari penderita Diabetes Mellitus yang dapat bersahabat dengan penyakitnya, itu dikarenakan mereka menjaga pemenuhan nutrisinya dengan 3J. Yup, dengan penerapan istilah 3J penderita Diabetes dapat tetap hidup sehat atau bersahabat dengan Diabetes tanpa takut akan munculnya komplikasi dari Diabetes ini. Untuk teman - teman pembaca yang belum familiar dengan istilah 3J akan saya jabarkan satu per satu.




J yang pertama: Jam/ Jadwal
Yup, penderita Diabetes harus taat dengan penjadwalan jam makannya, baik makan besar maupun cemilannya. Saya pernah menerapkan untuk pengaturan jam yang paling simple pada klien saya saat saya berkerja di salah satu klinik, ini benar - benar berhasil. Jadwal makan yang paling sering saya terapkan adalah:
Sarapan
Jam: 06.00 - 07.00 tidak kurang tidak lebih
Makan Siang
Jam: 12.00 - 13.00 tidak kurang tidak lebih
Makan Malam
Jam: 1 7.00 - 18.00 tidak kurang tidak lebih

Nah pengalaman yang paling sering saya temukan adalah klien yang bertanya, "Terus bagaimana kalau saya puasa?"

Jawaban saya adalah waktu atau jadwal makan di sesuaikan, karena puasa jadwal makan besar menjadi dua kali dalam 1 hari, yakni saat sahur dan saat berbuka. Untuk mensiasatinya adalah saat sahur makanlah semepet mungkin dengan waktu imsak. Untuk berbuka puasa segerakanlah saat waktu berbuka telah tiba.

Terus ada pertanyaan juga nih yang paling sering di tanyakan klien saya, "Mas, saya mau ngejalanin jadwal seperti yang Mas anjurkan, tetapi saya takut magh saya kambuh mas. Jadi bagaimana?"

Untuk pembaca dan klien saya yang memiliki masalah Diabetes plus disertai Magh jadwal yang baru saya sampaiakan di atas itu baru jadwal makan besarnya saja. Ada kekosongan di tiap jadwal jam makan kurang lebih ada sekitar enam jam. Agar magh tidak kambuh dan gula darah tetap dalam kondisi stabil waktu kosong tersebut bisa di isi dengan makanan selingan. namun pemilihan waktu makan selingan ini harus benar - benar tepat, karena saat makan selingan terlalu cepat bisa beresiko akan ada lonjakan kadar gula di dalam darah. Nah bagaimana apabila jadwal makan selingan terlalu lama? ya sebaliknya gula darah bisa terjadi gejolak juga namun cenderung dalam penurunan dan untuk yang memiliki magh ini bisa berpengaruh pada peningkatan asam lambung yang dapat berpengaruh pada kambuhnya magh.
Saran jadwal jam makan selingan:
09.00 - 09.30
15.00 - 15.30
Sebelum tidur malam



Nah di jadwal makan selingan ini juga biasa klien akan bertanya, "Loh Mas kok sebelum tidur ada jadwal makan selingannya?". Yup, jadwal makan selingan sebelum tidur maksimal tiga puluh menit sebelum tidur. Tubuh tetap membutuhkan energi walau kita sedang tertidur, karena walau kita tertidur masih banyak organ dalam tubuh kita yang masih berkerja.

Untuk bahasan mengenai 3J sesi J yang pertama cukup sampai di sini, apabila ada pertanyaan bisa melalui kolom komentar ya sahabat pembaca. Semoga sedikit ilmu dan pengalaman ini bisa berguna untuk mengendalikan Diabetes anda, keluarga, sanak saudara, ataupun orang - orang di sekitar anda. nantiakan bahasan mengenai J yang ke dua dan J yang ke tiga di bahasan selanjutnya.

Comments