Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes

PENGARUH VIDEO EDUKASI TENTANG PERAWATAN KAKI TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DM DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengaruh Video edukasi Tentang Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Perawatan Kaki Pada Pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Randy Pratama1, Yanuar Primanda2, Ambar Relawati3
Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu eperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


Latar belakang: Tingginya angka komplikasi pada kaki penderita diabetes menunjukkan perlunya perawatan khusus pada bagian kaki penderita diabetes. Perawatan kaki adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kaki penderita diabetes.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh video edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini quasi experiment dengan rancangan pre test - post test with kontrol group. Subjek penelitian ini 36 pasien dan yang menderita sakit DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta bagian poli rawat jalan dan PERSADIA. Dari 36 responden terbagi menjadi 18 responden sebagai kelompok eksperimen dan 18 responden sebagai kelompok kontrol. Penelitian dilakukan dari bulan Februari-Agustus 2014. Uji yang digunakan yakni  independent sample T-test, paired sample T-Test, Mann-Whitney, dan Wilcoxon.
Hasil penelitian: Hasil penelitian  ini menggunakan paired sample T-test menunjukkan hasil yang bermakna pada kelompok eksperimen p=0,000 yang berarti pengetahuan sebelum dan sesudah diberi perlakuan mengalami peningkatan. Pada kelompok kontrol dengan uji Wilcoxon menunjukkan hasil yang tidak bermakna p>0,05. Perbandingan pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat dilakukan post-test diuji menggunakan Mann-Whitney  Z = -4,302 dan sig = 0,000 yang berarti ada perbedaan, hasil pre-test diuji dengan independent sample T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti (p>0,05).
Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian game interaktif berbasis android tentang perawatan kaki pada pasien DM berpengaruh terhadap pengetahuan perawatan kaki pada kelompok eksperimen secara signifikan p<0,05 dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Kata Kunci: Pengetahuan, perawatan kaki, video edukasi.
  1. Mahasiswa PSIK UMY
  2. Dosen Pengajar PSIK UMY
  3. Dosen Pengajar PSIK UMY

A.      Pendahuluan

Berdasarkan data statistik dari International Diabetes Federation (IDF), di Indonesia terdapat 7,5 juta kasus penderita diabetes melitus (DM) di tahun 2012 (IDF, 2012). Diperkirakan jumlah ini akan bertambah 10% ditahun 2030 berdasarkan survey dari lembaga kesehatan dunia World Health Organization (WHO, 2010). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas Daerah Istimewa Yogyakarta ke Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DINKES DIY) di DIY pada tahun 2012 penyakit DM (7.434 kasus) masuk dalam urutan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis survei terpadu penyakit (STP) Puskesmas (DINKES DIY, 2012).
Kaki diabetik adalah kaki para penderita diabetes yang secara umum lebih sering terkena komplikasi seperti luka dan sering kali luka sulit sembuh hingga berakhir dengan amputasi (D’adamo, 2007). Sekitar 40-60% dari semua amputasi ekstremitas nontraumatic di dunia dilakukan pada pasien dengan diabetes (Abbas, 2013). Tingginya angka komplikasi pada kaki penderita diabetes menunjukkan perlunya perawatan khusus pada bagian kaki penderita diabetes. Perawatan kaki adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kaki penderita diabetes (Oldroyd, 2011).
Tingginya angka amputasi yang terjadi menjadikan pemerintah di Indonesia melalui Kementrian Kesehatan (KEMENKES) telah bekerja sama dengan rumah sakit (RS) untuk mendirikan Klinik Kaki dan Edukasi Diabetes. Pendirian klinik kaki dan edukasi ini ditujukan kepada penyandang DM dan keluarganya yang berkunjung ke RS, maupun masyarakat sekitar yang memerlukan pengetahuan tentang penyakit DM dan pengelolaan komplikasinya (KEMENKES, 2011). Selain itu di Indonesia juga memiliki organisasi bagi penderita DM, yakni Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA). PERSADIA terdapat di beberapa daerah, salah satunya berada di Yogyakarta. Berdasarkan dari data PERSADIA Yogyakarta tahun 2011 didapatkan 1315 kunjungan yang diantaranya juga mengalami masalah/komplikasi pada kaki (Ariyanti, 2012).
Dalam manajemen perawatan kaki diabetes ada beberapa teori keperawatan yang dapat diterapkan perawat pada pasien, salah satunya adalah teori self care Orem, berdasarkan teori Orem ini perawat memiliki peran sebagai pemberi edukasi dan memberikan bantuan pada pasien untuk mencapai kemandirian dalam meningkatkan status kesehatannya sendiri. Tindakan tersebut dikenal sebagai sistem keperawatan suportif-edukatif (Asmadi, 2008).
Pendidikan kesehatan perawatan kaki pada pasien DM dilakukan dengan tujuan yakni, pasien dengan DM dapat mengubah kebiasaan sehari–hari terhadap perawatan kaki demi mencegah terjadinya komplikasi yang berujung pada tindakan amputasi (Nemcová, 2013).
Selama ini dalam memberikan pendidikan kesehatan, perawat menggunakan beberapa media diantaranya adalah: leaflet, lembar bolak balik, poster, DVD dan VCD interaktif, komunikasi melalui telepon, dan tatap muka/konseling (Radhakrishnan, 2011). Berdasarkan semua media yang digunakan dapat dilihat tingkat keefektifannya. Seseorang jika diperlihatkan secara langsung terhadap contoh-contoh dalam pelajaran, maka akan lebih mudah menerimanya dan menambah pengalamannya. Pengalaman tersebut dapat menambah pengetahuan, karena pengetahuan manusia 20% didapat melalui indera mendengar, 30% didapat dari indera melihat, 50-60% didapat melalui mendengar dan melihat, dan 70%  didapat dari membaca dan mengucapkan serta 90% didapat dari melakukannya sendiri (Dariyanto, 1993).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh video edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pertanyaan penelitian “apakah pengaruh video edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?”. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh video edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pengembangan pembelajaran tentang pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga pasien DM.

B.       Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen, dengan desain penelitian “Quasi experiment” dengan rancangan “Pre Test-post Test”, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian video edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM.
Uji validitas variabel tingkat pengetahuan pasien menggunakan Content Validity terhadap kontain kuesioner yang nantinya akan digunakan oleh peneliti. Skor CVI untuk kuesioner yang peneliti susun adalah 0,84 yang berarti kuesioner yang peneliti gunakan valid. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Instrumen yang akan diuji reliabilitasnya adalah kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan dengan Kuder-Richardson 20. Hasil uji reliabilitas kuesioner yang dilakukan pada 10 orang yang tidak termasuk dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tetapi terdiaknosa menderita DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada penelitian ini adalah 0,844, dengan ini kuesioner yang digunakan reliabel untuk digunakan (Brockopp, 1999).

C.      Hasil penelitian dan pembahasan

1.      Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik responden di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (N=36)
Karakteristik
Kelompok kontrol.
(n=18)
Kelompok eksperimen
(n=18)
N
%
N
%
Umur


Dewasa pertengahan (34-59 tahun)
6
33,5
13
72,7
Lansia (60-80 tahun)
12
66,5
5
27,3
Total
18
100
18
100





Jenis kelamin


Laki-laki
6
33,3
7
38,9
Perempuan
12
66,7
11
61,1
Total
18
100
18
100





Pendidikan


SD
1
5,6
3
16,7
Karakteristik
Kelompok kontrol.
(n=18)
Kelompok eksperimen
(n=18)

N
%
N
%
SMA
9
50
9
50
S1
4
22,2
1
5,6
S2
2
11,1
0
0
Total
18
100
18
100





Pekerjaan


PNS
9
50
4
22,2
Swasta
3
16,7
9
50
Tani
1
5,6
0
0
Lain-lain
5
27,8
5
27,8
Total
18
100
18
100





Penghasilan


<1,2 Juta
10
55,6
11
61,1
>1,2 Juta
8
44,4
7
38,9
Total
18
100
18
100





Merokok



Ya
3
16,7
5
27,8
Tidak
15
83,3
13
66,7
Total
18
100
18
100


Periksa Gula Darah



<1bulan
5
27,8
5
27,8
1bulan
11
61,1
12
66,7
>1bulan
2
11,1
1
5,6
Total
18
100
18
100




Periksa kaki mandiri dalam 1 minggu




0
10
55,6
7
38,9
1-7 kali
6
33,3
7
38,9
8-14 kali
2
11,1
4
22,2
Total
18
100
18
100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 1 ini jenis kelamin responden pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagian besar adalah perempuan yakni 23 responden (63,9%). Berdasarkan karakteristik pendidikan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 18 orang (50%). Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang terbanyak adalah PNS yakni 13 orang (36,1%). Berdasarkan karakteristik penghasilan yang terbanya adalah responden dengan penghasilan <1,2 juta, ada sebanyak 21 orang responden (58,3%). Berdasarkan merokok atau tidak sebagian besar responden tidak merokok, ditunjukkan dengan ada sebesar 28 orang responden yang tidak merokok (77,8%). Selanjutnya berdasarkan karakteristik pemeriksaan kadar gula darah yang terbanyak adalah tiap 1 bulan, yakni 23 orang responden (63,9). Berdasarkan pemeriksaan kaki secara mandiri dalam satu minggu yang tertinggi adalah responden  tidak pernah memeriksakan kaki secara mandiri, dengan jumlah 17 orang responden (47,2%).
Berdasarkan usia jumlah responden yang terbanyak adalah usia dewasa akhir sebanyak 19 orang (52,7%). Dari tabel 1 ini juga dapat kita perhatikan rata-rata responden menderita DM yakni sebesar 9,6 tahun.
2.      Karakteristik pengetahuan responden tentang perawatan kaki
Tabel 9. Karakteristik pengetahuan responden tentang perawatan kaki (N=36) sebelum interfensi
Pengetahuan perawatan kaki
Kelompok kontrol.
(n=18)
Kelompok eksperimen
(n=18)
M
SD
M
SD
Pre-test
118,8
19,1
127,8
19,2



Pengetahuan 18 responden pada kelompok kontrol tentang perawatan kaki saat pre-test memiliki rata-rata 118,8. Sedangkan rata-rata pengetahuan 18 orang di kelompok eksperimen saat dilakukan pre-test adalah 127,7 yang menunjukkan pengetahuan pada masing-masing kelompok tidak jauh berbeda tingkat pengetahuan tentang perawatan kakinya.
3.           Pengujian hipotestis pre-test maupun post-test pada kelompok kontrol dan eksperimen
Untuk melihat perbedaan pengetahuan pre-test dan post-test dilakukan uji wilcoxon pada kelompok kontrol dengan hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada nila pre-test post-test dengan nilai Z= -1,490 dan signifikansi p = 0,136>0,05. Untuk melihat perbedaan pengetahuan pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dilakukan uji paired sample T-test yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test dengan nilai signifikansi p=0,00<0,05.
Uji Mann-Whitney untuk melihat perbandingan hasil post-test. Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbandingan yang signifikan antara hasil post-test kelompok kontrol dan post-test kelompok eksperimen yang ditunjukkan dengan nilai Z = -4,302 dan signifikansi p = 0,000<0,05. Hasil ini diperkuat dengan nilai mean rank yang di dapat yakni kelompok kontrol sebesar 11,03 dan kelompok eksperimen sebesar 25,97.Untuk perbandingan antara hasil pre-test kelompok kontrol dan pre-test kelompok eksperimen digunakan uji independent sample T-test dengan hasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test kelompok kontrol dan pre-test kelompok eksperimen signifikansi p = 0,818>0,05.
4.           Tingkat Pengetahuan dan Hasil Pengujian Pada Responden
Pengetahuan perawatan kaki pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan video edukasi tentang perawatan kaki meningkat (p=0,000<0,05). Adanya peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan video edukasi tentang perawatan kaki sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Deshazo, Harris, et.al, (2010) yang menyebutkan tingkat pengetahuan seseorang meningkat dengan pemberian edukasi yang mencantumkan video tulisan, gambar, dan interaksi. Bastable (2002) mengatakan, penggunaan audio visual (video) terbukti meningkatkan pengetahuan karena didalamnya menggunakan audio dan visual yang mana visual terbukti menanamkan ingatan lebih permanen daripada audio.
Tingkat pengetahuan responden dapat dipengaruhi oleh usia. Asumsi peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Diani (2013) bawa, bertambahnya usia seseorang maka akan semakin banyak informasi yang di jumpa dan semakin banyak hal baru yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Namun seiring dengan bertambahnya usia daya pikir seseorang akan menurun, khususnya kosakata dan pengetahuan umum. Selain usia, lama menderita DM juga dapat mempengaruhi seseorang dalam pengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Chen, Huang, et.al (2011) menyatakan, lama seseorang menderita DM akan memacu seseorang untuk menerima informasi yang terkait dengan status kesehatannya agar ia mampu untuk menghadapi penyakitnya. Asumsi peneliti, lama seseorang menderita diabetes akan menimbulkan motivasi didalam dirinya untuk mencari informasi tentang penyakitnya. Asumsi peneliti diperkuat dengan pendapat Novitasari (2012) yang menyatakan, kecemasan ringan yang timbul pada seseorang penderita diabetes, kecemasan ringan ini akan membuat individu berhati-hati dan waspada. Individu akan terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan yang kreativ.
Selain media, usia dan lama menderita DM, tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pula terhadap pengetahuan untuk perawatan kaki, yang mana pada kelompok eksperimen rata-rata pendidikan responden adalah SMA. Nursalam (2008), kemampuan seseorang dalam beradaptasi bergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan sehat dan sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain. Pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan pengetauan, pernyataan peneliti diperkuat dengan hasil yang ditunjukkan pada table 10, yaitu p-value=0,136>0,05. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, responden pada kelompok kontrol cenderung menjawab dengan jawaban yang sama saat dilakuan pre-test. Responden juga mengatakan apa yang mereka isi sejalan dengan perilaku yang biasa mereka lakukan sehari-hari.
Bastable (2002) mengatakan, sejalan dengan bertambahnya usia mulai dari usia 40-an akan menurun kemampuan seseorang baik fisik maupun kemampuan memorinya. Penurunan memori yang utama terjadi adalah memori jangka pendek, ini membuat seseorang pada usia ini cenderung melakukan apa yang sudah terbiasa ia lakukan. Pengetahuan perawatan kaki pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah  dilakukan penelitian cenderung tetap dan hasil uji menunjukkan tidak ada peningkatan ( p=0.136>0,05). Asumsi peneliti ini dikarenakan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan dan hanya mendapatkan pengetahuan seadanya. Kelompok kontrol juga mendapatkan pengetahuan baik dari kegiatan sehari-hari atau kebiasaan yang dilakukan dan info yang telah didapatkan sebelumnya. Asumsi peneliti diperkuat oleh Maulana (2009) dan Darianto (1993) bahwa pengetahuan manusia 20% didapat melalui indera mendengar, 30% didapat dari indera melihat, 50-60% didapat melalui mendengar dan melihat, dan 70%  didapat dari membaca dan mengucapkan serta 90% didapat dari melakukannya sendiri.
Berdasarkan hasil uji tidak ada perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat dilakukan pre-test (p=0,818>0,05). Peneliti berasumsi dari hasil analisa yang telah dilakukan, bahwa kelompok kontrol dan eksperimen memiliki pengetahuan yang sama karena informasi tentang perawatan kaki yang diketahui selama ini masih terbatas.

D.      Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penderita DM di RS PKU Muhammadiyah masih cukup tinggi berdasarkan data demografi yang peneliti dapat.
2.      Pengetahuan perawatan kaki saat dilakukan pre-test pada kelompok kontrol dan eksperimen sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa hal penting tentang perawatan kaki yang tidak diketahui oleh responden. Hal yang masih sangat minim diketahui oleh responden adalah cara pemotongan kuku kaki, pemilihan jenis alas kaki, dan cara pemeriksaan kaki.
3.      Pengetahuan perawatan kaki pada penderita DM di kelompok eksperimen saat dilakukan post-test dibandingkan dengan hasil post-test pada kelompok kontrol memiliki perbandingan yang signifikan.
4.      Ada pengaruh pemberian video interaktif tentang perawatan kaki pada pasiean DM (p=0,000<0,05).

E.       Saran

1.      Bagi ilmu keperawatan diharapkan kedepannya menggunakan media video yang mengandung audio visual sebagai bahan ajar karena terbukti meningkatkan pegetahuan.
2.      Bagi masyarakat diharapkan ada kader kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan menggunakan video perawatan kaki agar tidak ada lagi penderita DM yang mengalami komplikasi.
3.      Bagi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta agar memberikan informasi tentang perawatan kaki pada penderita DM menggunakan video agar pasien penderita DM dapat melakukan perawatan kaki secara mandiri.
4.      Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan kontain terbaru tentang perawatan kaki secara mandiri agar kesehatan kaki penderita DM terjaga.

F.       Ucapan Terimakasih

1.      Terimakasih pada ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya, dukungan, semangat, dan do’a restu sehingga kuliah yang saya jalani terselesaikan dan berjalan dengan lancer.
2.      Yanuar Primanda, S.Kep.,Ns.,MNS.,HNC    selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan tiada hentinya memotivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan.
3.      Ambar Relawati, Ns., M. Kep selaku dosen penguji saya yang telah memberikan saran, waktu dan motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan.

G.      Rujukan

Abbas, Z.G. (2013). Preventive Foot Care And Reducing Amputation: A Step In The Right Direction For Diabetes Care. Diakses 2 Oktober 2013, dari http://www.futuremedicine.com/doi/abs/10.2217/dmt.13.32

Ariyanti. (2012). Hubungan Perawatan Kaki Dengan Resiko Ulkos Kaki Diabetes di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Bastable, S.B (2002). Perawat Sebagai Pendidik:Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: EGC

Brockopp, D.Y. (1999). Fundamentals of Nursing Research. Boston: Jones &Bartlett Publishers inc.

Chen, M.Y., Huang, W.C., Peng, Y.S., Guo, J.S., Chen, C.P., et.al. (2011). Effectiveness Of A Health Promotion Programme For Farmers And Fishermen With Type-2 Diabetes In Taiwan. Journal of Advanced Nursing. 2060-206

D’adamo, P.J. (2007).  Diabetes: Penemuan Baru Memerangi Diabetes Melalui Diet Golongan Darah terjemahan dari Diabetes: Fight It With the Blood Type Diet. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Dariyanto. (1993). Media Visual Untuk Pengajaran Teknik. Bandung: Tarsito.

Deshazo, J., Harris, L., Turner, A.,dkk. (2012). Designing and Remotely Testing Mobile Diabetes Video Games. Journal of Telemedicine and Telecare 2010; 16: 378–382

Diani, N. (2013). Pengetahuan dan Praktik Perawatan Kaki pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kalimantan Selatan. Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.

DINKES DIY. (2012). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta.

IDF. (2012).  IDF DIABETES ATLAS 5th edition | 2012 update.

KEMENKES, (2011). Peringatan HUT RS PURI CINERE KE 20, diakses 12 november 2013 dari, http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=235:peringatanhutrspuricinereke-20.

Nemcová, J. (2013). The efficacy of diabetic foot care education. Diakses 3 Oktober 2013, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23875608.

Novitasari, R. (2012). Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi Tesis Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Oldroyd, J. (2011). Evidence-Based Management 34 Care Implications Of The NICE Quality Standard For Diabetes. Practic Nursing, 22 (8), 417-422.

Polit, D.F., Beck, C.T. (2008). Nursing Research: Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice. Philadelphia: Lippincott company

Radhakrishnan, K. (2011). The Efficacy of Tailored Interventions For Self-Management Outcomes of Type 2 Diabetes, Hypertension or Heart Disease: A Systematic Review. Journal of Advanced Nursing, 496-510.


Zulaekah, S. (2012). Efektivitas Pendidikan Gizi dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Gizi Anak SD. ISSN 1858-1196

Comments