PENGARUH VIDEO EDUKASI TENTANG PERAWATAN KAKI
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DM DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Pengaruh Video edukasi Tentang Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan Perawatan
Kaki Pada Pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Randy Pratama1, Yanuar Primanda2, Ambar Relawati3
Karya Tulis Ilmiah, Program
Studi Ilmu eperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Latar belakang: Tingginya angka
komplikasi pada kaki penderita diabetes menunjukkan perlunya perawatan khusus
pada bagian kaki penderita diabetes. Perawatan kaki adalah perawatan
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kaki penderita
diabetes.
Tujuan
penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh video edukasi
tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode
penelitian: Jenis penelitian ini quasi experiment dengan rancangan pre test - post test with kontrol group.
Subjek penelitian ini 36 pasien dan yang menderita sakit DM di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta bagian poli rawat jalan dan PERSADIA. Dari 36 responden
terbagi menjadi 18 responden sebagai kelompok eksperimen dan 18 responden
sebagai kelompok kontrol. Penelitian dilakukan dari bulan Februari-Agustus
2014. Uji yang digunakan yakni independent sample T-test, paired sample T-Test, Mann-Whitney,
dan Wilcoxon.
Hasil
penelitian: Hasil penelitian ini menggunakan paired sample T-test
menunjukkan hasil yang bermakna pada kelompok eksperimen p=0,000 yang berarti pengetahuan sebelum dan sesudah diberi
perlakuan mengalami peningkatan. Pada kelompok kontrol dengan uji Wilcoxon menunjukkan hasil yang tidak
bermakna p>0,05. Perbandingan
pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat dilakukan post-test diuji menggunakan Mann-Whitney Z = -4,302 dan sig = 0,000 yang berarti ada
perbedaan, hasil pre-test diuji
dengan independent sample T-test menunjukkan tidak ada
perbedaan yang berarti (p>0,05).
Kesimpulan: Kesimpulan
penelitian ini adalah pemberian game interaktif berbasis android tentang
perawatan kaki pada pasien DM berpengaruh terhadap pengetahuan perawatan kaki
pada kelompok eksperimen secara signifikan p<0,05
dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Kata Kunci: Pengetahuan, perawatan kaki, video edukasi.
- Mahasiswa PSIK UMY
- Dosen Pengajar PSIK UMY
- Dosen Pengajar PSIK UMY
A.
Pendahuluan
Berdasarkan data statistik dari International
Diabetes Federation
(IDF), di Indonesia terdapat 7,5 juta kasus penderita diabetes melitus (DM) di
tahun 2012 (IDF, 2012). Diperkirakan jumlah ini akan bertambah 10% ditahun 2030
berdasarkan survey dari lembaga
kesehatan dunia World Health Organization
(WHO, 2010). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas Daerah
Istimewa Yogyakarta ke Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DINKES DIY)
di DIY pada tahun 2012 penyakit DM (7.434 kasus) masuk dalam urutan kelima dari
distribusi 10 besar penyakit berbasis survei terpadu penyakit (STP) Puskesmas
(DINKES DIY, 2012).
Kaki diabetik adalah kaki
para penderita diabetes yang secara umum lebih sering terkena komplikasi
seperti luka dan sering kali luka sulit sembuh hingga berakhir dengan amputasi
(D’adamo,
2007). Sekitar 40-60% dari semua amputasi ekstremitas nontraumatic di dunia dilakukan pada
pasien dengan diabetes (Abbas, 2013). Tingginya
angka komplikasi pada kaki penderita diabetes menunjukkan perlunya perawatan
khusus pada bagian kaki penderita diabetes. Perawatan kaki adalah
perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kaki
penderita diabetes (Oldroyd, 2011).
Tingginya
angka amputasi yang terjadi menjadikan pemerintah di Indonesia melalui Kementrian Kesehatan (KEMENKES) telah bekerja sama dengan
rumah sakit (RS) untuk mendirikan Klinik
Kaki dan Edukasi Diabetes. Pendirian klinik kaki dan edukasi ini ditujukan kepada
penyandang DM dan keluarganya yang berkunjung ke RS, maupun masyarakat sekitar
yang memerlukan pengetahuan tentang penyakit DM dan pengelolaan komplikasinya
(KEMENKES, 2011). Selain itu di Indonesia juga memiliki organisasi bagi
penderita DM, yakni Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA). PERSADIA terdapat
di beberapa daerah, salah satunya berada di Yogyakarta. Berdasarkan dari data
PERSADIA Yogyakarta tahun 2011 didapatkan 1315 kunjungan yang diantaranya juga
mengalami masalah/komplikasi pada kaki (Ariyanti, 2012).
Dalam
manajemen perawatan kaki diabetes ada beberapa teori keperawatan yang dapat
diterapkan perawat pada pasien, salah satunya adalah teori self care Orem, berdasarkan
teori Orem ini perawat memiliki peran sebagai pemberi edukasi dan memberikan
bantuan pada pasien untuk mencapai kemandirian dalam meningkatkan status
kesehatannya sendiri. Tindakan tersebut dikenal sebagai sistem keperawatan
suportif-edukatif (Asmadi, 2008).
Pendidikan
kesehatan perawatan kaki pada pasien DM dilakukan dengan tujuan yakni, pasien
dengan DM dapat mengubah kebiasaan sehari–hari terhadap perawatan kaki demi
mencegah terjadinya komplikasi yang berujung pada tindakan amputasi (Nemcová, 2013).
Selama
ini dalam memberikan pendidikan kesehatan, perawat menggunakan beberapa media
diantaranya adalah: leaflet, lembar bolak
balik, poster, DVD dan VCD interaktif, komunikasi melalui telepon, dan tatap
muka/konseling (Radhakrishnan, 2011).
Berdasarkan semua media yang digunakan dapat dilihat tingkat keefektifannya.
Seseorang jika diperlihatkan secara langsung terhadap contoh-contoh dalam
pelajaran, maka akan lebih mudah menerimanya dan menambah pengalamannya.
Pengalaman tersebut dapat menambah pengetahuan, karena pengetahuan manusia 20%
didapat melalui indera mendengar, 30% didapat dari indera melihat, 50-60%
didapat melalui mendengar dan melihat, dan 70% didapat dari membaca dan
mengucapkan serta 90% didapat dari melakukannya sendiri (Dariyanto, 1993).
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh video edukasi tentang perawatan kaki
terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Pertanyaan penelitian “apakah pengaruh video edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan
kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?”. Tujuan penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh video
edukasi tentang perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan
masukan bagi pengembangan pembelajaran tentang pemberian pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga pasien DM.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian eksperimen, dengan desain penelitian “Quasi experiment” dengan rancangan “Pre Test-post Test”, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian video edukasi tentang
perawatan kaki terhadap pengetahuan perawatan kaki pada pasien DM.
Uji
validitas variabel tingkat pengetahuan pasien menggunakan Content Validity terhadap kontain kuesioner yang nantinya akan
digunakan oleh peneliti. Skor CVI untuk kuesioner yang peneliti susun adalah
0,84 yang berarti kuesioner yang peneliti gunakan valid. Uji reliabilitas
dilakukan setelah uji validitas. Instrumen yang akan diuji reliabilitasnya
adalah kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan dengan Kuder-Richardson 20. Hasil uji reliabilitas kuesioner yang
dilakukan pada 10 orang yang tidak termasuk dalam kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tetapi terdiaknosa menderita DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pada penelitian ini adalah 0,844, dengan ini kuesioner yang digunakan reliabel
untuk digunakan (Brockopp, 1999).
C.
Hasil penelitian dan pembahasan
1.
Karakteristik Responden
Tabel 1.
Karakteristik responden di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (N=36)
Karakteristik
|
Kelompok
kontrol.
(n=18)
|
Kelompok
eksperimen
(n=18)
|
|||
N
|
%
|
N
|
%
|
||
Umur
|
|||||
Dewasa pertengahan (34-59 tahun)
|
6
|
33,5
|
13
|
72,7
|
|
Lansia (60-80 tahun)
|
12
|
66,5
|
5
|
27,3
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Jenis kelamin
|
|||||
Laki-laki
|
6
|
33,3
|
7
|
38,9
|
|
Perempuan
|
12
|
66,7
|
11
|
61,1
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Pendidikan
|
|||||
SD
|
1
|
5,6
|
3
|
16,7
|
|
Karakteristik
|
Kelompok
kontrol.
(n=18)
|
Kelompok
eksperimen
(n=18)
|
|||
N
|
%
|
N
|
%
|
||
SMA
|
9
|
50
|
9
|
50
|
|
S1
|
4
|
22,2
|
1
|
5,6
|
|
S2
|
2
|
11,1
|
0
|
0
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Pekerjaan
|
|||||
PNS
|
9
|
50
|
4
|
22,2
|
|
Swasta
|
3
|
16,7
|
9
|
50
|
|
Tani
|
1
|
5,6
|
0
|
0
|
|
Lain-lain
|
5
|
27,8
|
5
|
27,8
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Penghasilan
|
|||||
<1,2 Juta
|
10
|
55,6
|
11
|
61,1
|
|
>1,2 Juta
|
8
|
44,4
|
7
|
38,9
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Merokok
|
|||||
Ya
|
3
|
16,7
|
5
|
27,8
|
|
Tidak
|
15
|
83,3
|
13
|
66,7
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Periksa Gula Darah
|
|||||
<1bulan
|
5
|
27,8
|
5
|
27,8
|
|
1bulan
|
11
|
61,1
|
12
|
66,7
|
|
>1bulan
|
2
|
11,1
|
1
|
5,6
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Periksa
kaki mandiri dalam 1 minggu
|
|||||
0
|
10
|
55,6
|
7
|
38,9
|
|
1-7 kali
|
6
|
33,3
|
7
|
38,9
|
|
8-14 kali
|
2
|
11,1
|
4
|
22,2
|
|
Total
|
18
|
100
|
18
|
100
|
|
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 1 ini jenis kelamin
responden pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagian besar adalah
perempuan yakni 23 responden (63,9%). Berdasarkan karakteristik pendidikan,
sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 18
orang (50%). Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang terbanyak adalah PNS
yakni 13 orang (36,1%). Berdasarkan karakteristik penghasilan yang terbanya
adalah responden dengan penghasilan <1,2 juta, ada sebanyak 21 orang
responden (58,3%). Berdasarkan merokok atau tidak sebagian besar responden
tidak merokok, ditunjukkan dengan ada sebesar 28 orang responden yang tidak merokok
(77,8%). Selanjutnya berdasarkan karakteristik pemeriksaan kadar gula darah
yang terbanyak adalah tiap 1 bulan, yakni 23 orang responden (63,9).
Berdasarkan pemeriksaan kaki secara mandiri dalam satu minggu yang tertinggi
adalah responden tidak pernah
memeriksakan kaki secara mandiri, dengan jumlah 17 orang responden (47,2%).
Berdasarkan usia jumlah responden yang
terbanyak adalah usia dewasa akhir sebanyak 19 orang (52,7%). Dari tabel 1 ini
juga dapat kita perhatikan rata-rata responden menderita DM yakni sebesar 9,6
tahun.
2.
Karakteristik pengetahuan responden tentang perawatan kaki
Tabel 9.
Karakteristik pengetahuan responden tentang perawatan kaki (N=36) sebelum
interfensi
Pengetahuan
perawatan kaki
|
Kelompok
kontrol.
(n=18)
|
Kelompok
eksperimen
(n=18)
|
||
M
|
SD
|
M
|
SD
|
|
Pre-test
|
118,8
|
19,1
|
127,8
|
19,2
|
Pengetahuan 18 responden pada kelompok
kontrol tentang perawatan kaki saat pre-test
memiliki rata-rata 118,8. Sedangkan rata-rata pengetahuan 18 orang di kelompok
eksperimen saat dilakukan pre-test
adalah 127,7 yang menunjukkan pengetahuan pada masing-masing kelompok tidak
jauh berbeda tingkat pengetahuan tentang perawatan kakinya.
3.
Pengujian hipotestis pre-test
maupun post-test pada kelompok
kontrol dan eksperimen
Untuk melihat perbedaan pengetahuan pre-test dan post-test dilakukan uji wilcoxon pada kelompok kontrol dengan hasil
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada nila pre-test post-test dengan
nilai Z= -1,490 dan signifikansi p =
0,136>0,05. Untuk melihat perbedaan pengetahuan pre-test dan post-test
pada kelompok eksperimen dilakukan uji paired
sample T-test yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test dengan nilai signifikansi p=0,00<0,05.
Uji Mann-Whitney
untuk melihat perbandingan hasil post-test.
Hasil dari uji Mann-Whitney menunjukkan
bahwa terdapat perbandingan yang signifikan antara hasil post-test kelompok kontrol dan post-test
kelompok eksperimen yang ditunjukkan dengan nilai Z = -4,302 dan signifikansi p = 0,000<0,05. Hasil ini diperkuat
dengan nilai mean rank yang di dapat yakni kelompok kontrol sebesar 11,03 dan
kelompok eksperimen sebesar 25,97.Untuk perbandingan antara hasil pre-test kelompok kontrol dan pre-test kelompok eksperimen digunakan
uji independent sample T-test
dengan hasi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test kelompok kontrol dan pre-test kelompok eksperimen
signifikansi p = 0,818>0,05.
4.
Tingkat Pengetahuan dan Hasil Pengujian Pada Responden
Pengetahuan perawatan kaki pada
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan video edukasi tentang perawatan kaki meningkat (p=0,000<0,05). Adanya peningkatan
pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan video edukasi tentang perawatan kaki sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Deshazo, Harris, et.al, (2010) yang menyebutkan tingkat
pengetahuan seseorang meningkat dengan pemberian edukasi yang mencantumkan video tulisan, gambar, dan interaksi.
Bastable (2002) mengatakan, penggunaan audio visual (video) terbukti meningkatkan pengetahuan karena didalamnya
menggunakan audio dan visual yang mana visual terbukti menanamkan ingatan lebih
permanen daripada audio.
Tingkat pengetahuan responden dapat
dipengaruhi oleh usia. Asumsi peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Diani (2013) bawa, bertambahnya usia seseorang maka akan
semakin banyak informasi yang di jumpa dan semakin banyak hal baru yang
dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Namun seiring dengan bertambahnya
usia daya pikir seseorang akan menurun, khususnya kosakata dan pengetahuan
umum. Selain usia, lama menderita DM juga dapat mempengaruhi seseorang dalam
pengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Chen, Huang, et.al (2011) menyatakan,
lama seseorang menderita DM akan memacu seseorang untuk menerima informasi yang
terkait dengan status kesehatannya agar ia mampu untuk menghadapi penyakitnya.
Asumsi peneliti, lama seseorang menderita diabetes akan menimbulkan motivasi
didalam dirinya untuk mencari informasi tentang penyakitnya. Asumsi peneliti
diperkuat dengan pendapat Novitasari (2012) yang menyatakan, kecemasan ringan
yang timbul pada seseorang penderita diabetes, kecemasan ringan ini akan
membuat individu berhati-hati dan waspada. Individu akan terdorong untuk belajar
dan akan menghasilkan pertumbuhan yang kreativ.
Selain media, usia dan lama menderita
DM, tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pula terhadap pengetahuan untuk
perawatan kaki, yang mana pada kelompok eksperimen rata-rata pendidikan
responden adalah SMA. Nursalam (2008), kemampuan seseorang dalam beradaptasi
bergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan sehat dan
sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.
Pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan pengetauan, pernyataan
peneliti diperkuat dengan hasil yang ditunjukkan pada table 10, yaitu p-value=0,136>0,05. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, responden
pada kelompok kontrol cenderung menjawab dengan jawaban yang sama saat dilakuan
pre-test. Responden juga mengatakan
apa yang mereka isi sejalan dengan perilaku yang biasa mereka lakukan
sehari-hari.
Bastable (2002) mengatakan, sejalan
dengan bertambahnya usia mulai dari usia 40-an akan menurun kemampuan seseorang
baik fisik maupun kemampuan memorinya. Penurunan memori yang utama terjadi
adalah memori jangka pendek, ini membuat seseorang pada usia ini cenderung
melakukan apa yang sudah terbiasa ia lakukan. Pengetahuan perawatan kaki pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah
dilakukan penelitian cenderung tetap dan hasil uji menunjukkan tidak ada
peningkatan ( p=0.136>0,05). Asumsi peneliti ini dikarenakan pada
kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan dan hanya mendapatkan pengetahuan
seadanya. Kelompok kontrol juga mendapatkan pengetahuan baik dari kegiatan
sehari-hari atau kebiasaan yang dilakukan dan info yang telah didapatkan
sebelumnya. Asumsi peneliti diperkuat oleh Maulana (2009) dan Darianto (1993)
bahwa pengetahuan manusia 20%
didapat melalui indera mendengar, 30% didapat dari indera melihat, 50-60%
didapat melalui mendengar dan melihat, dan 70% didapat dari membaca dan
mengucapkan serta 90% didapat dari melakukannya sendiri.
Berdasarkan
hasil uji tidak ada perbandingan antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat dilakukan pre-test (p=0,818>0,05). Peneliti berasumsi
dari hasil analisa yang telah dilakukan, bahwa kelompok kontrol dan eksperimen
memiliki pengetahuan yang sama karena informasi tentang perawatan kaki yang
diketahui selama ini masih terbatas.
D.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Penderita DM di RS PKU
Muhammadiyah masih cukup tinggi berdasarkan data demografi yang peneliti dapat.
2.
Pengetahuan perawatan
kaki saat dilakukan pre-test pada
kelompok kontrol dan eksperimen sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa hal
penting tentang perawatan kaki yang tidak diketahui oleh responden. Hal yang
masih sangat minim diketahui oleh responden adalah cara pemotongan kuku kaki,
pemilihan jenis alas kaki, dan cara pemeriksaan kaki.
3.
Pengetahuan perawatan
kaki pada penderita DM di kelompok eksperimen saat dilakukan post-test dibandingkan dengan hasil post-test pada kelompok kontrol memiliki
perbandingan yang signifikan.
4.
Ada pengaruh pemberian
video interaktif tentang perawatan
kaki pada pasiean DM (p=0,000<0,05).
E.
Saran
1. Bagi ilmu keperawatan diharapkan kedepannya menggunakan
media video yang mengandung audio
visual sebagai bahan ajar karena terbukti meningkatkan pegetahuan.
2.
Bagi masyarakat
diharapkan ada kader kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan menggunakan
video perawatan kaki agar tidak ada
lagi penderita DM yang mengalami komplikasi.
3.
Bagi RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta agar memberikan informasi tentang perawatan kaki pada
penderita DM menggunakan video agar
pasien penderita DM dapat melakukan perawatan kaki secara mandiri.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan
kontain terbaru tentang perawatan kaki secara mandiri agar kesehatan kaki
penderita DM terjaga.
F. Ucapan Terimakasih
1. Terimakasih
pada ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya, dukungan,
semangat, dan do’a restu sehingga kuliah yang saya jalani terselesaikan dan
berjalan dengan lancer.
2. Yanuar
Primanda, S.Kep.,Ns.,MNS.,HNC selaku
dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan tiada hentinya memotivasi
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan.
3. Ambar
Relawati, Ns., M. Kep selaku dosen penguji saya yang telah memberikan saran,
waktu dan motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan.
G. Rujukan
Abbas,
Z.G. (2013). Preventive
Foot Care And Reducing Amputation: A Step In The Right Direction For Diabetes
Care. Diakses 2 Oktober 2013,
dari http://www.futuremedicine.com/doi/abs/10.2217/dmt.13.32
Ariyanti.
(2012). Hubungan Perawatan Kaki Dengan
Resiko Ulkos Kaki Diabetes di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tesis,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Bastable,
S.B (2002). Perawat Sebagai
Pendidik:Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: EGC
Brockopp, D.Y. (1999). Fundamentals
of Nursing Research. Boston: Jones &Bartlett Publishers inc.
Chen,
M.Y., Huang, W.C., Peng, Y.S., Guo, J.S., Chen, C.P., et.al. (2011).
Effectiveness Of A Health Promotion Programme For Farmers And Fishermen With
Type-2 Diabetes In Taiwan. Journal of
Advanced Nursing. 2060-206
D’adamo,
P.J. (2007). Diabetes: Penemuan Baru
Memerangi Diabetes Melalui Diet Golongan Darah terjemahan dari Diabetes: Fight
It With the Blood Type Diet. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Dariyanto. (1993). Media
Visual Untuk Pengajaran Teknik. Bandung: Tarsito.
Deshazo, J., Harris, L., Turner, A.,dkk. (2012). Designing and
Remotely Testing Mobile Diabetes Video Games. Journal of Telemedicine and
Telecare 2010; 16: 378–382
Diani,
N. (2013). Pengetahuan dan Praktik
Perawatan Kaki pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kalimantan Selatan. Tesis,
Universitas Indonesia, Jakarta.
DINKES
DIY. (2012). Profil Kesehatan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta.
IDF. (2012). IDF DIABETES ATLAS 5th edition | 2012 update.
KEMENKES,
(2011). Peringatan HUT RS PURI CINERE KE 20, diakses 12 november
2013 dari, http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=235:peringatanhutrspuricinereke-20.
Nemcová, J. (2013). The
efficacy of diabetic foot care education. Diakses 3 Oktober 2013, dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23875608.
Novitasari,
R. (2012). Diabetes Mellitus.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam.
(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi Tesis Dan Instrument Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Oldroyd, J. (2011). Evidence-Based
Management 34 Care Implications Of The
NICE Quality Standard For Diabetes. Practic
Nursing, 22 (8), 417-422.
Polit, D.F., Beck, C.T. (2008). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice. Philadelphia: Lippincott company
Radhakrishnan,
K. (2011). The Efficacy of Tailored Interventions For Self-Management Outcomes
of Type 2 Diabetes, Hypertension or Heart Disease: A Systematic Review. Journal of Advanced Nursing, 496-510.
Zulaekah, S. (2012). Efektivitas Pendidikan Gizi dengan Media Booklet Terhadap
Pengetahuan Gizi Anak SD. ISSN 1858-1196
Comments
Post a Comment