“ PAIN MANAGEMENT “
Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan I
Disusun oleh :
Fathiarka Ma’ruf 20100320094
Isra Nur Utari S. Potabuga 20100320104
Tulus Suharsih 20100320105
Randy Pratama 20100320121
Hajarudin 20100320159
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2011
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : PAIN MANAGEMENT
DISUSUN OLEH : Fathiarka Ma’ruf 20100320094
Isra Nur Utari S. Potabuga 20100320104
Tulus Suharsih 20100320105
Randy Pratama 20100320121
Hajarudin 20100320159
DITERIMA OLEH :
TANGGAL :
Diterima dan disahkan :
Dosen Pengajar
Yuni Permatasari
Yuni Permatasari
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
- Disiplin merupakan kunci keberhasilan yang patut Anda hadapi dan resapi
- Kegagalan merupakan cambuk yang berat bagi anda untuk melawannya.
- Kesuksesan bukan hanya datang dari kecerdasan semata, melainkan besar datangnya dari kemauan, keuletan dan kesanggupan hati.
PERSEMBAHAN :
Makalah ini dipersembahkan kepada :
- Ibu Yuni Permatasari selaku dosen pengajar mata kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan 1 sekaligus yang memberikan tugas.
- Bapak ibu dosen tercinta serta staf tata usaha Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
- Kedua orang tua yang mengasuh dan membimbing penyusun selama mengikuti pendidikan.
- Teman – teman Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
Sungguh penyusun sadari bahwa penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan, kekeliruan, bahkan kesalahan mengingat kemampuan penyusun sangat terbatas.
Dan akhirnya lewat kesempatan ini, perkenankanlah penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Untuk itu, rasa terima kasih lebih dahulu disampaikan kepada yang terhomat:
- Bapak dan Ibu Dosen pengajar mata kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan I.
- Ibu Yuni Permatasari selaku dosen pengajar mata kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan I sekaligus yang memberikan tugas.
- Kedua orang tua, selaku pembimbing moril dan membantu materil dalam penyelesaian makalah ini.
- Teman – teman yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini.
- Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah membantu penulis dengan memberikan saran dan petunjuk dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa lagi Penyayang, mengaruniakan kasih-Nya dan memberikan berkat atas jasa baik mereka.
Yogyakarta, Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ………………………………………………………………………… I
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………….. II
LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. III
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. IV
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… V
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
- LATAR BELAKANG MASALAH ………………………………………………… 1
- TUJUAN PENULISAN …………………………………………………………... 1
- Tujuan Umum …………………………………………………………… 1
- Tujuan Khusus …………………………………………………………….. 1
- MANFAAT PENULISAN ………………………………………………………….. 2
- Bagi Penulis ……………………………………………………………….. 2
- Bagi Pembaca ……………………………………………………………… 2
- METODOLOGI PENULISAN …………………………………………………….. 2
2.1 Asuhan Keperawatan ……………………………………… . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.1 Pengkajian . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.2 Assessment . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.1.3 Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.1.4 Intervensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.1.5 Klinikal Nursing Pathway . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………. 14
3.1. KESIMPULAN………………………………………………………………………. 14
3.2. SARAN……………………………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan dan mencari upaya menghilangkan nyeri. Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk menghilangkan nyeri atau mengembalikan kenyamanan. Nyeri bersifat subjektif, tidak ada 2 individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada 2 kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik. Asosiasi International untuk penelitian Nyeri ( International Association for the Study of Pain, IASP ). Mendefinisikan nyeri sebagai “ suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan” (IASP 1979)
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien diberbagai keadaan dan situasi, yang memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Pengalaman nyeri bersifat dinamis, perawat memiliki tanggung jawab untuk memahami pengalaman rasa nyeri. Perawat, klien, keluarga, dan anggota tim perawatan kesehatan harus berkolaborasi untuki mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol nyeri.
Adapun yang menjadi tujuan di buatnya makalah ini adalah sebagi berikut :
1.2.1 Tujuan Umum
- Agar para pembaca dapat mengetahui tentang Asuhan Keperawatan dalam Manajemen Nyeri.
1.2.2 Tujuan Khusus
- Memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan I tahun 2011.
1.3 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Bagi Penulis
- Sebagai sumber penambah wawasan dan pengetahuan.
1.4.2 Bagi Pembaca
- Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa-mahasiswi UMY agar dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan dalam Manajemen Nyeri.
1.4 METODOLOGI PENULISAN
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menggunakan metode pencarian data melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi dan metode Kepustakaan karena dengan metode ini penulis dapat memperoleh data-data yang menunjang dan menambah keterangan yang penulis butuhkan. Selain itu juga sebagai sumber landasan penambah informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Keperawatan
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami nyeri difokuskan tiga hal, yaitu :
- Pengenalan Nyeri
Pengenalan nyeri meliputi berbagai aspek yaitu :
- Intesitas nyeri
Intesitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intesitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan kemungkinan intesitas nyeri yang dirasakan sangat berbeda oleh 2 orang individu. Pengukuran nyeri menggunakan skala analog dan skala wajah
Tidak ada Nyeri Nyeri Paling Hebat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Karakteristik Nyeri
Karakteristik Nyeri meliputi lokasi nyeri, penyebaran nyeri, durasi, irama, dan kulitas nyeri.
Kriteria Pengkajian
|
Intervensi Keperawatan
|
Awitan dan Durasi
|
Berikan Analgesik sehingga kerja puncak obat terjadi saat nyeri terasa paling akut (melakukan terapi ).
|
Lokasi
|
Posisikan klien yaitu posisi daerah yang tidak terkena. Lakukan terapi lokal misalnya pembalutan elastik secara langsung pada daerah yang nyeri.
|
Keparahan
|
Perubahan atau intervensi revisi, bergantung pada keberhasilan suatu intervensi.
|
Tindakan penanganan
|
Gunakan tindakan yang klien gunakan untuk menghilangkan nyeri sepanjang tindakan aman dan cocok.
|
Pengkajian nyeri berdasarkan O, P, Q, R, S, T, U, V
- O: Onset nyeri, yakni kapan terjadinya rasa nyeri atau kapan nyeri pertama kali muncul
- P: Provocate, yakni pencetus. Apa yang menyebabkan nyeri ini semakin bertambah parah atau apa yang menyebabkan nyeri ini
- Q: Quality, yakni kualitas nyeri yang di rasa (teriris, seperti di tusuk, di pukul, di remas) dan nyeri apa hilang timbul serta berapa lama nyeri terasa saat timbul
- R: Regio, yakni wilayah yang terasa nyeri, apa menetap atau menjalar
- S: Scale, yakni skala nyeri yang di rasakan (1-10)
- T: Treatment, yakni tindakan apa yang telah dilakukan selama nyeri berlangsung sebagai upaya untuk mengurangi rasa nyeri
- U: Understanding, yakni pengetahuan/ sudut pandang klien tentang nyeri yang di rasanya
- V: Value, yakni harapan klien terhadap nyerinya
- Faktor yang mempengaruhi Nyeri
- Usia
- Budaya
- Jenis kelamin
- Efek nyeri terhadap aktivitas
- Vokalisasi (Mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur)
- Ekspresi Wajah ( Meringis, Mengeletukkan gigi, mengerutkan dahi, menutup mata tau mulut, menggigit bibir )
- Gerakan tubuh ( Gelisah, Imobilisasi, ketegangan otot, gerakan melindungi bagian tubuh)
- Interaksi Sosial ( Menghindari percakapan, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian)
- Respon Fisiologis dan Perilaku terhadap Nyeri
Nyeri Akut
|
Nyeri Kronis
|
Intesitas ringan sampai berat
Respon Saraf Simpatis :
Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan, atau proses penyembuhan
Klien tampak cemas dan lemas
Menyatakan Nyeri
Muncul perilaku nyeri seperti : menangis, memegangi daerah yang sakit, mengusap daerah yang sakit
|
Intesitas ringan sampai berat
Respon saraf parassimpatis
Nyeri timbul terus-menerus hingga sembuh
Klien tampak depresi dan menarik diri
Tidak menyatakan nyeri kecuali ditanya
Perilaku nyeri tidak ada
|
- Assessment
Penilaian yang sedang berlangsung• Mengkaji karakteristik nyeri:
o Kualitas (misalnya, tajam, membakar, menembak)
o Keparahan (skala 1 sampai 10, dengan 10 menjadi yang paling parah) metode lain seperti skala analog visual atau skala deskriptif dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat rasa sakit.
o Lokasi (deskripsi anatomi)
o Onset (gradual atau tiba-tiba)
o Jangka waktu (berapa lama, intermiten atau kontinu)
o pengendapan atau menghilangkan faktor-faktor
o Kualitas (misalnya, tajam, membakar, menembak)
o Keparahan (skala 1 sampai 10, dengan 10 menjadi yang paling parah) metode lain seperti skala analog visual atau skala deskriptif dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat rasa sakit.
o Lokasi (deskripsi anatomi)
o Onset (gradual atau tiba-tiba)
o Jangka waktu (berapa lama, intermiten atau kontinu)
o pengendapan atau menghilangkan faktor-faktor
• Amati atau monitor tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan nyeri, seperti BP, denyut jantung, suhu, warna dan kelembaban kulit, gelisah, dan kemampuan untuk fokus. Beberapa orang menyangkal pengalaman sakit saat itu hadir. Perhatian terhadap tanda-tanda yang terkait dapat membantu perawat dalam mengevaluasi sakit.
• Menilai kemungkinan untuk menyebabkan rasa sakit. faktor-faktor etiologi yang berbeda merespon lebih baik terapi yang berbeda.
• Menilai pengetahuan pasien atau preferensi untuk array strategi nyeri-bantuan yang tersedia. Beberapa pasien mungkin tidak menyadari tentang efektivitas metode nonpharmacological dan mungkin bersedia untuk mencobanya, baik dengan atau sebagai pengganti obat analgesik tradisional. Seringkali kombinasi terapi (misalnya, analgesik ringan dengan gangguan atau panas) dapat terbukti paling efektif.
• Mengevaluasi respon pasien terhadap rasa sakit dan obat-obatan atau terapi yang bertujuan menghapuskan atau menghilangkan rasa sakit. Hal ini penting untuk membantu pasien mengungkapkan sebagai faktual mungkin (yaitu, tanpa pengaruh suasana hati, emosi, atau kecemasan) pengaruh tindakan penghilang nyeri. Perbedaan antara perilaku atau penampilan dan apa kata pasien tentang nyeri bantuan (atau kurangnya itu) mungkin lebih merupakan cerminan dari pasien menggunakan metode lain untuk mengatasi dari rasa sakit itu sendiri.
• Menilai sejauh mana faktor budaya, lingkungan, intrapersonal, dan intrapsikis dapat menyebabkan nyeri atau sakit. Variabel ini dapat mengubah ekspresi pasien tentang pengalaman nya. Sebagai contoh, beberapa kebudayaan secara terbuka mengungkapkan perasaan, sementara yang lain menahan ekspresi tersebut. Namun, penyedia layanan kesehatan seharusnya tidak stereotip tanggapan pasien melainkan mengevaluasi respon unik dari setiap pasien.
• Mengevaluasi apa rasa sakit sarana untuk individu. Arti dari sakit secara langsung akan mempengaruhi respon pasien. Beberapa pasien, terutama yang sekarat, mungkin merasa bahwa "tindakan penderitaan" memenuhi kebutuhan rohani.
• Menilai pasien harapan untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa pasien mungkin harus puas untuk memiliki rasa sakit menurun; orang lain akan mengharapkan penghapusan lengkap rasa sakit. Ini mempengaruhi persepsi mereka terhadap efektivitas modalitas pengobatan dan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan tambahan.
Kesediaan • Menilai pasien atau kemampuan untuk mengeksplorasi berbagai teknik ditujukan mengontrol rasa sakit. Beberapa pasien akan merasa tidak nyaman menjelajahi metode alternatif penghilang nyeri. Namun, pasien perlu diinformasikan bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi rasa sakit.
• Menilai kesesuaian pasien sebagai analgesia pasien yang dikontrol (PCA) kandidat: tidak ada sejarah penyalahgunaan zat, tidak alergi terhadap analgesik narkotik; sensorium jelas; koperasi dan termotivasi tentang penggunaan, tidak ada riwayat penyakit ginjal, hati, atau pernapasan; ketangkasan manual , dan tidak ada riwayat gangguan jiwa besar. PCA adalah infus (IV) infus dari narkotika (biasanya morfin atau Demerol) melalui pompa infus yang dikendalikan oleh pasien. Hal ini memungkinkan pasien untuk mengelola menghilangkan rasa sakit dalam batas yang ditentukan. Dalam pengaturan rumah perawatan atau rumah, seorang perawat atau pengasuh mungkin diperlukan untuk membantu pasien dalam mengelola infus.
• Monitor untuk perubahan dalam kondisi umum yang mungkin pemberita perlunya perubahan metode nyeri lega. Sebagai contoh, seorang pasien PCA menjadi bingung dan tidak bisa mengelola PCA, atau modalitas yang berhasil berhenti untuk menghilangkan rasa sakit yang memadai, seperti dalam pernapasan relaksasi.
• Jika pasien pada PCA, menilai sebagai berikut:
o Pain Relief basal atau dosis lock-out mungkin perlu ditingkatkan untuk menutupi rasa sakit pasien.
o keutuhan garis IV Jika IV tidak paten, pasien tidak akan menerima obat nyeri.
O Jumlah pasien nyeri obat meminta Jika permintaan untuk pengobatan cukup sering, dosis pasien mungkin perlu ditingkatkan. Jika tuntutan yang sangat rendah, pasien mungkin membutuhkan instruksi lebih lanjut untuk benar menggunakan PCA.
o PCA Kemungkinan komplikasi seperti sedasi berlebihan, gangguan pernapasan, retensi urin, mual / muntah, sembelit, dan nyeri IV situs, kemerahan, atau bengkak Pasien juga mungkin mengalami respon alergi ringan kepada agen analgesik, ditandai dengan gatal umum atau mual dan muntah .
• Jika pasien menerima analgesia epidural, menilai sebagai berikut:bantuan epidural o Intermittent Pain memerlukan redosing pada interval. Variasi anatomi dapat mengakibatkan "efek patch."
O mati rasa, kesemutan di kaki, rasa logam di mulut Gejala-gejala ini dapat menjadi indikator reaksi alergi terhadap agen anestesi, atau penempatan kateter yang tidak tepat.
o Kemungkinan komplikasi analgesia epidural seperti sedasi berlebihan, gangguan pernapasan, retensi urin, atau kateter migrasi depresi pernapasan dan infus intravaskuler anestesi (yang dihasilkan dari migrasi catheter) dapat berpotensi mengancam nyawa.
- Nursing Diagnosis
Nyeri akut
NANDA Definition: menyenangkan pengalaman sensoris dan emosional yang timbul dari aktual atau potensial kerusakan jaringan atau yang dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut (Asosiasi Internasional untuk Studi Pain); tiba-tiba atau memperlambat intensitas apapun dari ringan sampai berat dengan akhir diantisipasi atau diprediksi dan durasi kurang dari 6 bulan.
NANDA Definition: menyenangkan pengalaman sensoris dan emosional yang timbul dari aktual atau potensial kerusakan jaringan atau yang dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut (Asosiasi Internasional untuk Studi Pain); tiba-tiba atau memperlambat intensitas apapun dari ringan sampai berat dengan akhir diantisipasi atau diprediksi dan durasi kurang dari 6 bulan.
Pain adalah negara yang sangat subyektif di mana berbagai sensasi tidak menyenangkan dan berbagai faktor menyedihkan mungkin dialami oleh penderita. Nyeri dapat merupakan gejala dari cedera atau sakit. Nyeri juga timbul dari penderitaan emosional, psikologis, budaya, atau spiritual. Nyeri bisa sangat sulit untuk menjelaskan, karena unik untuk individu; sakit harus diterima seperti yang dijelaskan oleh penderita. Penilaian Nyeri dapat menantang, terutama pada pasien usia lanjut, dimana gangguan kognitif dan defisit sensorik-persepsi yang lebih umum.
Mendefinisikan Karakteristik:
• Pasien melaporkan nyeri
• Menjaga perilaku, melindungi bagian tubuh
• Self-terfokus
• Penyempitan fokus (misalnya, persepsi waktu diubah, penarikan dari
kontak sosial atau fisik)
• Relief atau perilaku distraksi (misalnya, mengerang, menangis,
• Relief atau perilaku distraksi (misalnya, mengerang, menangis,
mondar-mandir, mencari orang lain atau kegiatan, gelisah)
• Facial topeng sakit
• Perubahan dalam nada otot: kelesuan atau flaccidness; kekakuan
• Facial topeng sakit
• Perubahan dalam nada otot: kelesuan atau flaccidness; kekakuan
atau ketegangan
• Respon otonom (misalnya, diaforesis; perubahan tekanan darah
• Respon otonom (misalnya, diaforesis; perubahan tekanan darah
[BP], denyut nadi, dilatasi pupil, perubahan tarif pernapasan, pucat,
mual)
Faktor Terkait:
• Nyeri pascaoperasi
• Kardiovaskular sakit
• nyeri otot
• Kandungan sakit
• Nyeri akibat masalah medis
• Nyeri akibat prosedur diagnostik atau perawatan medis
• Nyeri akibat trauma
• Nyeri akibat emosional, spiritual psikologis,, atau tekanan budaya
Hasil yang Diharapkan
• Pasien verbalizes menghilangkan rasa sakit yang memadai atau kemampuan untuk mengatasi rasa sakit tidak lengkap lega.
- Intervensi Keperawatan
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji derajat nyeri | Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala 0-10, skala visual analog atau skala Mc Gill, dan pada anak-anak dapat digunakan skala wajah Wong-Baker |
Tingkatka pengetahuan:
| Pengetahuan yang memadai memberikan orientasi tentang penyakit yang lebih baik, mengurangi kecemasan yang dapat meningkatkan sensasi nyeri, sekaligus meningkatkan hubungan perawat-klien dalam meningkatkan rasa aman |
Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa akut | Ketakutan dapat menjadi faktor yang meningkatkan sensasi nyeri |
Tunjukan penerimaan perawat terhadap respons nyeri individu:
| Tindakan memberikan perhatia kepada klien dapat meningkatkan rasa percaya klien kepada perawat, sehingga dapat di gali data yang lebih akurat tentang nyeri, menurunkan hambatan dalam meyampaikan keluhan, serta meingkatkan rasa aman klien yang secara tidak langsung dapat mengurangi persepsi nyeri |
Bicarakan alsan mengapa individu mengalami peningkatan dan penurunan nyeri | Memberikan dasar pengetahuan yang objektif tentang nyeri dan tindakan yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh klien |
Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut | Distraksi memberikan manipulasi pada tingkat persepsi (tingkat tinggi otak) sehingga menurunkan nyeri |
Ajarkan tindakan penurunan nyeri noninvasif | Tindakan nyeri noninovasif antara lain:
|
Berikan analgesic | Mengurangi Nyeri |
Kajia pengaruh nyeri kronis dalam kehidupan individu | Nyeri kronis dapat mempengaruhi aspek-aspek:
|
Jelaskan hubungan nyeri kronis dan depresi | Nyeri kronis dapat menyebabkan depresi yang ditunjukan dengan perubahan perilaku. Orientasi perubahan perilaku meningkatkan kesadaran klien terhadap besarnya pengaruh nyeri dalam kehidupannya |
Diskusi dengan klien tentang berbagai terapi modalitas tindakan yang tersedia | Bebagai terapi modalitas seperti terapi keluarga, kelompok, modifikasi perilaku, umpan balik biologik, hpnosis, akupuntur dan program latihan diharapkan klien mampu beradaptasi terhadap nyeri yang di alaminya |
- Klinikal Nursing Pathway
sinyal Nyeri dapat memulai jalur sistem saraf otonom ketika mereka melalui medula, menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, pernafasan cepat dan berkeringat. Tingkat reaksi ini tergantung pada intensitas nyeri, dan mereka dapat ditekan oleh pusat-pusat otak di korteks melalui berbagai jalur turun.
Sebagai rasa sakit naik jalur perjalanan melalui tulang belakang dan medula, mereka juga dapat diatur dari rasa sakit byneuropathic - kerusakan saraf perifer, saraf tulang belakang atau otak itu sendiri. Namun, tingkat kerusakan dapat membatasi reaksi pengaruh turun otak pathways.The dari jalur menurun mungkin juga sakit forpsychogenic bertanggung jawab (persepsi nyeri tanpa penyebab fisik yang jelas) Pikiran,. Emosi dan "sirkuit" dapat mempengaruhi baik naik dan turun jalur nyeri.
Jadi, beberapa faktor, fisiologis dan psikologis, dapat mempengaruhi persepsi nyeri:
Sebagai rasa sakit naik jalur perjalanan melalui tulang belakang dan medula, mereka juga dapat diatur dari rasa sakit byneuropathic - kerusakan saraf perifer, saraf tulang belakang atau otak itu sendiri. Namun, tingkat kerusakan dapat membatasi reaksi pengaruh turun otak pathways.The dari jalur menurun mungkin juga sakit forpsychogenic bertanggung jawab (persepsi nyeri tanpa penyebab fisik yang jelas) Pikiran,. Emosi dan "sirkuit" dapat mempengaruhi baik naik dan turun jalur nyeri.
Jadi, beberapa faktor, fisiologis dan psikologis, dapat mempengaruhi persepsi nyeri:
• Usia –
Brain sirkuit umumnya berdegenerasi dengan usia, sehingga orang tua memiliki ambang nyeri yang lebih rendah dan memiliki lebih banyak masalah berurusan dengan rasasakit.
• Gender –
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap nyeri dibandingkan pria. Hal ini mungkin karena sifat genetik seks-linked dan perubahan hormonal yang mungkin mengubah sistem persepsi nyeri. Faktor psikososial bisa berada di tempat kerja, juga - laki-laki diharapkan untuk tidak menampilkan atau melaporkannyerimereka.
• Kelelahan –
• Kelelahan –
Kita sering mengalami rasa sakit lebih ketika tubuh kita sedang stres karena kurang tidur.
• Memori –
• Memori –
Bagaimana kita mengalami rasa sakit di masa lalu dapat mempengaruhi respon saraf (memori berasal dari sistem limbik).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil penulisan dan uraian serta penjelasan bab – bab terdahulu dan contoh kasus, maka penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa “ Pain Management “ merupakan komponen – komponen penting dari proses asuhan keperawatan terutama dalam praktik keperawatan dimana dari komponen asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, assessment, nursing diagnosa, intervensi dan klinikal nursing pathway inilah akan memberikan informasi asuhan keperawatan atau pesan kepada klien tentang rencana asuhan yang akan diberikan demi kesembuhan klien dari nyeri yang dirasakan sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami nyeri akut karena keluhan nyeri yang diraskan pasien kurang dari 6 bulan.
3.2 SARAN
- Pain Management sangat dibutuhkan dalam asuhan keperawatan sehingga peran perawat sebagai tenaga kesehatan sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya dan memberikan rencana keperawatan dan intervensi yang jelas pada pasien.
- Supaya gagasan rencana asuhan keperawatan dapat diterima klien selain sebagai tenaga kesehatan perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan kesehtan kepada klien dan keluarga.
- Sebagai mahasiswa dan mahasiswi Ilmu Keperawatan kita wajib mengetahui Asuhan Keperawatan dalam Pain Management sehingga dapat di interpretasikan dalam dunia kesehatan dan dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia . 2005 . Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4 . Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Perry, Anne. 2005 .Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tamsuri, Anas . 2004 . Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri . Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Slide Power Point Dosen ” Pain Mnagement ”
Slide Power Point Dosen ” Pengukuran Nyeri ”
DAPAT DIBACA DAN DI COPY LEWAT LINK BERIKUT: https://docs.google.com/document/pub?id=1rKdBiIgCQXcwCpQkVRq5OX_HzuipCQuQn1e3U5jWyms
DAPAT DIBACA DAN DI COPY LEWAT LINK BERIKUT: https://docs.google.com/document/pub?id=1rKdBiIgCQXcwCpQkVRq5OX_HzuipCQuQn1e3U5jWyms
Comments
Post a Comment